Di hari ketiga ini sesuai jadwal kami, akan mengunjungi beberapa destinasi berikut :

  • Batu Caves
  • Twin Tower
  • Masjid Nagara (Sholat Jumat)
  • Dataran Merdeka
  • Sultan Abdul Samad
  • Masjid Jamek (Sholat Ashar)
  • KL Tower
  • Jalan Alor
  • Apartemen Pertama

Seperti hari kedua, jadwal berubah lantaran anak yang semalem panas demamnya tidak kunjung turun. Setelah mandi Hamda malah nangis kejer. Ya sudah opsi di ubah, kita ke Twin Tower dulu solat jumat ke masjid negara, lalu dataran merdeka, batu caves selepas sholat jumat, malam fokus pulang untuk istirahat. Keberuntungan kali ini saya mencoba roaming paket data yang saya beli kemarin di Singapore ternyata bisa digunakan di Malaysia, yang sebelumnya sudah saya cobakan daftar roaming tapi tidak kunjung berhasil. Ternyata roaming harus dimatikan lalu dinyalakan kembali. Setlah semua siap untuk berangkat melanjutkan perjalanan kami bergegas turun ke lobby apartemen. Karena tidak persiapan minum ataupun cemilan bahkan belum sarapan berat, akhirnya kami memutuskan untuk belanja di kedai di sudut apartemen. Kami membeli air minum mineral 1 ringgit per botolnya. Lalu memesan grab untuk menuju ke Petronas Twin Tower. Tarif saat itu 6ringgit untuk menuju ke Twin Tower. Dalam perjalanan hujan deras mengguyur, saya lihat beberapa sudut jalan tergenang, sampai akhirnya tiba di depan KLCC, yah tadinya saya ingin berfoto-foto terlebih dahulu, tapi sayang sekali hujan jadi opsi twin tower di skip dulu. Saya pernah ke mall ini namun lupa jalur-jalurnya =)) alhasil muter2 sampai ketemu stasiun untuk pindah menuju KL Sentral. Kami menggunakan LRT menuju ke KL Sentral untuk tujuan selanjutnya Sholat jumat di masjid negara.

KL Sentral

KL sentral adalah pusat nya segala transportasi, setibanya di KL sentral kami mencoba melihat-lihat situasi dan memahami beberapa petunjuk, karena nantinya kami akan pulang melalui stasiun ini menuju bandara. Di KL Sentral kami menemukan salah satu minuman favourit kami, yakni Chatime =)) Favourite karena di Indonesia ada promo dari Kartu Kredit CIMB Niaga untuk pembelian kedua hanya 1 rupiah. Namun di KL ternyata tidak ada promo tersebut sehingga kami hanya beli satu aja =)) Harganya saat itu sekitar 7,5 ringgit sekitar 25ribu. Ya samalah dengan harga yang ada di Indonesia. Rasa favourit saya adalah hazelnut chocolate ice :D Setelah membeli kami memutuskan untuk menuju ke Masjid Negara, sepertinya masjid ini layaknya masjid istiqlal kali ya kalau di Jakarta. Dari KL Sentral ke Masjid Negara 5 ringgit, saya kena jam sibuk sehingga lebih mahal tarifnya. Gapapalah yang penting tidak telat sholat jumat. Drivernya ternyata tidak tahu dimana Masjid Nagara padahal namanya drivernya muslim lho, hadeh. Alhasil saya buka peta dan meminta turun di gerbang sudut masjid negara.

Masjid Negara

Sampai masjid negara ternyata jamaah belum begitu banyak yang datang, istri saya bingung nunggu dimana saat pada sholat jumat nanti. Saya menyuruhnya untuk menanyakan ke perempuan yang ada di serambi masjid. Akhirnya istri menunggu di bawah sudut masjid, dan saya menaiki tangga untuk menuju ke ruang sholat. Masjidnya sih sepertinya gak besar-besar sekali. Tapi penuh sekali, ya seperti di Indonesia lah, kalau jamaah jumat pasti penuh sampai luber ke luar serambi masjid. Selesai dari sholat kami pun keluar, menurut schedule sih kami akan makan siang disini, namun karena hujan kami memutuskan untuk kembali ke KL Sentral untuk segera bergegas ke Batu caves. Kami keluar dan menuju di sebrang pos malaysia (di Indonesia kantor pos). Tapi karena jam sibuk, kami yang menunggu sedari tadi tidak kunjung menemukan driver yang dekat dan mau menuju ke tempat saya berteduh. Ya sudahlah daripada buang waktu saya melaju lurus di trotoar sampai menemukan titik temu yang namanya dataran merdeka. Horeeee…. Sebenarnya di dataran merdeka ada stasiun, tapi saya tak menemukan petunjuk menuju kesana, yang ada hanya Kuala lumpur City Galery, Muzium Tekstil Negara, Bangunan Sultan Abdul Samad. Saya menuju lantai bawah dataran merdeka (dataran Underground) tapi sepi, ya sudah hanya mampir sholat saja karena istri belum sholat. Lalu balik lagi memutuskan untuk memesan grab menuju KL sentral dari Kuala Lumpur City Galery. Grab dari KL City Gallery ke KL Sentral hanya 3 ringgit saja pakai promo code LEBIHLAGI. Sampai ke KL Sentral kami memutuskan untuk makan karena sudah lapar, kami mencoba ke burger king di KL Sentral. Kami makan bertiga habis 36 ringgit. Lalu kami mencoba membeli tiket train KTM ke Batu Caves, beberapa kami mendatangi mesin tiket tapi tidak berfungsi, mau ngantri antriannya lama. Akhirnya di sudut agak jauh ada beberapa mesin yang sepi, dan dicoba berhasil kami membeli tiket kereta Api dari KL Sentral ke Batu caves @2,6 ringgit. Kami sangat menikmati perjalanan ke Batu Caves ini.

Batu Caves

Sampai di batu caves kesan kota metropolitan hilang, stasiun yang seperti usang ditelan jaman dan hiruk pikuk yang sudah tidak seperti di KL. Selayaknya piknik ke goa di Pacitan atau ke Gunung Kidul nih suasananya. Yap daripada saya tidak kebagian tiket pulang, kami langsung membeli tiket pulang ke KL Sentral melalui loket. Ndak tau kenapa harga balik nya jadi 8 ringgit bertiga. Entah karena petugasnya malas memberikan kembalian atau bagaimana, entah yang penting dapat tiket karena tidak ada mesin tiketnya jadi harus melalui loket. Cuaca saat itu cerah tidak hujan sedikitpun karena habis hujan, beberapa tempat masih tergenang air bekas turunnya hujan. Sebelum masuk tempat wisata di lantai bawah stasiun ada mesin untuk membeli minum, kami beli satu kotak minuman seharga 1,5 ringgit. Melintasi berbagai penjual yang ada di Batu caves, istri tertarik untuk membeli buah, yakni 1 kotak buah nangka dan 1 kotak lagi buah apa ya lupa. hahaha. Oh ya, Batu caves adalah sebuah bukit kapur yang memiliki serangkaian gua, kuil dan patung Murugan besar yang terletak di distrik Gombak, Selangor. Yap tujuan kami cuma untuk selfi dengan patung yang tingginya 140 kaki itu, dan patung hanumman setinggi 50 kaki, kami sejak awal tidak memutuskan untuk naik ke kuil atas. Selain bakal capek, ngapain ke kuil ? =)) Btw Hamda udah agak baikan nih badannya, dia seneng banget liat merpati-merpati mendekatinya dan berterbangan dan ketawa-tawa. Moment paling dapet gregetnya sih disini, karena anak juga ikut senang. Lalu kita kembali ke KL Sentral dan menuju Twin tower yang sejak tadi di skip.

Twin Tower

Setibanya di KL sentral kami langsung menuju KLCC melalui Kelana Jaya LRT. KL sentral ke KLCC 2,1 ringgit per orang. Kami tidak tahu harus kemana karena di dalam mall jalannya banyak banget, ya sudah pakai ilmu ngawur saja , dan berhasil menemukan  2 buah mobil F1 seperti gapura selamat datang. Dan itu sama waktu saya poto pertama kali di Malaysia, yap itu pintu masuk di depan lokasi poto twin tower. Yap betul, keluar melihat twin tower. Karena sudah cukup tahu twin tower kami memesan grab untuk pulang ke apartemen, jaga kondisi kalau saja dek hamda panas lagi. Tapi saya berjanji untuk kembali disini karena belum puas potonya. Dan order grab akhirnya berhasil, yang tadinya pakai akun saya tidak pernah bisa, pakai akun dita bisa dengan sukses. Kami mendapatkan driver tua memakai taksi, sambil ngomel intinya dia bilang kalau pick up grab jangan di depan tower pas gini, keluar lah di sebrang sana. (ya namanya juga gak tau pak). Nah di sepanjang perjalanan bapaknya ngebut wkwkwk hampir beberapa kali nabrak dan sering potong jalan cepat untuk cepat sampai tujuan. Oke dah pengalaman yang menarik naik grab ugal-ugalan di negeri orang wkwkwkwk

Alor Street

Sesampai di apartemen kami istirahat sebentar, sholat dan akan melanjutkan perjalanan wisata malam. Kali ini saya sama dita saja, istri dan Hamda di apartemen. Bermodalkan kunci apartemen saya turun ke bawah. Pintu apartemen sengaja gak saya kunci agar kalau istri ada apa-apa bisa keluar. Yap tujuan kami adalah kembali ke KLCC, namun sebelum ke KLCC saya penasaran dengan alor street, dimana waktu beberapa tahun kemarin tidak kesini karena mas hendro entah takut katanya =)) Ternyata hanya seperti ini toh, hehe… Kurang suka sih memang dengan wisata malamnya, di sepanjang jalan banyak kedai makan dan minuman keras =)) sama seperti minuman keras yang ku temukan di kulkas apartemen. Sempat ketemu anak remaja menawarkan iphone berapa entah tapi menolak dengan halus, karena takut scam. Dan saya melanjutkan ke twin tower melalui stasiun bukit bintang. Di stasiun ini kami harus membayar 1,4 ringgit ke arah Pasar seni, tapi sayang sekali kami kekurangan uang receh :( dan ternyata menukarkan uang kertas ke receh bisa melalui loket informasi. Syukurlah. Dan saya bisa melanjutkan ke stasiun Pasar Seni dan saya bingung, jika tujuan saya KLCC boleh gak langsung ya? Dari jalur sih jalan lurus terus, tapi nanti kalau sudah sana gak bisa keluar kan lucu =)) apalagi sudah tengah malam. Ya sudah saya keluar stasiun pasar seni lalu membeli tiket lagi ke KLCC sebesar 2,1 ringgit per orang. Beberapa menit kemudian LRT datang dan mengantarku ke KLCC

KLCC Twin Tower Petronas

Sesampai KLCC saya sudah paham untuk keluar menuju petronas, karena sebelumnya sudah melewatinya. Keadaan sudah sepi, yang tadi pertama lewat hiruk pikuk masih banyak orang, sekarang tinggal satu dua saja yang terlihat. Sesampainya di lorong, saya mau masuk ke suria, tapi di cegah oleh security mall. Ditanyain mau kemana? Mau lihat twin tower pak ! Tidak tahu maksudnya ya sudah saya lewat pintu keluar di samping saya. Dan ternyata pintu keluar tersebut sudah tepat di spot untuk berfoto di twin tower, hanya bersebelahan saat aku lewat pertama tadi. Setelah puas berfoto kami pulang menggunakan grab menuju apartemen pertama. Tarif malam saat itu 11 ringgit. Sesampai di apartemen pertama, ternyata lupa belum makan tadi, dan beruntung ada kedai depan apartemen, yap kami mencoba makanan pinggir jalan ini.

WNI di Negeri Orang

Kami memasuki kedai yang bertajuk rumah makan musa thai food, saya lihat sepertinya halal karena ada pelayan bertudung. Saya duduk dan memanggil salah satu pelayan, dan pelayan itu menanyakan mau pesan apa? Dalam hati kok sepertinya orang Indonesia nih. Dan saya memesan nasi goreng Paprik dan milo ice, sedangkan dita memilih membeli nasi goreng seafood dan tea ice. Nah saat di sajikan makanan dan minumannya, dita sepertinya kecewa dengan es teh nya. (Padahal sebelum berangkat ke Malaysia sudah aku informasikan kalau es teh di malaysia itu semacam teh susu). Dan ketika mau membayar pesanan, saya mencoba menanyakan apakah orang Indonesia? Dan ternyata benar dia orang aceh, saya lihat umurnya masih muda, ngakunya sih umur 20an lulus SMA ke Malaysia, pernah di deportasi 3 kali karena bekerja di bawah umur, sampai bercerita tentang pekerjaan disitu. Kerja menjadi pramusaji pada shift malam selama 12jam, tidak boleh duduk harus selalu berdiri karena di awasi oleh CCTV. Suka duka kerja di negeri orang, dari segi nilai upah juga terbilang rendah, dia hanya menerima upah 1500 ringgit per bulan. Untuk 3 bulan awal dia harus setor ke agen Tenaga kerja. Dia bisa menyisakan sekitar 1000 ringgit per bulan, entah karena murahnya kehidupan di Kuala Lumpur atau memang dia berhemat. Yap 1500 ringgit kalau di kurskan ke rupiah hanya sekitar 5 juta, jadi dia bisa menyisihkan sekitar 3juta per bulan. Yap dari segi rupiah memang nampak besar, namun dibalik nominal tersebut butuh pengorbanan yang luar biasa. Pergi meninggalkan kedua orang tuanya, jauh dari sanak saudara, dan tentunya tekanan pekerjaan yang luar biasa :( ya begitulah dan saya membayar hanya habis 20 ringgit untuk dua orang. Ya memang sepertinya murah biaya hidup di KL ini dibanding di Jakarta. (dengan catatan dilihat dari pendapatan yakni gaji dengan biaya makan dan transportasi. Bukan di lihat dari nilai kursnya). Bayangkan 10ringgit per sekali makan dikali 3 sekitar 30 ringgit dikali sebulan sekitar 900 ringgit. Gaji pramusaji 1500ringgit. Bisa save sekitar 600ringgit. Misal di jakarta? Gaji 50 ribu per hari, makan 15 ribu sekali makan, di kali 3 sudah 45 ribu rupiah. Ya begitulah kura-kura kehidupan disana, makanya banyak yang ingin menjadi TKI. Karena apa? Ya karena sepertinya bisa ngirit kehidupan disana daripada disini. Sesudah membayar kami pun bergegas untuk kembali ke apartemen, karena esoknya kami akan pulang ke Indonesia :)

Written by 

Leave a Reply